Normalisasi Aliran Kali Kedak di Bujel

 



Jelang musim hujan yang diprediksi turun Desember nanti, dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) mengevaluasi kondisi sungai di Kota Kediri. Hasilnya, mereka memutuskan menormalisasi Kali Kedak di Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto. Pasalnya, badan sungai di lokasi tersebut tertutup sedimen tanah yang rawan memicu banjir.

Pantauan koran ini, kedalaman Kali Kedak yang seharusnya sekitar tiga meter, kemarin tinggal terlihat sekitar 30 sentimeter (cm). Artinya, dua meter lebih sisanya tertutup sedimen tanah.

Di ruas lain, ketinggian sedimen sekitar 1-2 meter. Jika dibiarkan, arus air saat musim hujan nanti bisa terhambat dan memicu banjir. Kepala Dinas PUPR Kota Kediri Endang Kartika Sari melalui Kabid Sumber Daya Air Meri Oktavia mengatakan, setelah melakukan pengecekan lapangan, mereka memutuskan untuk menambah cakupan normalisasi. “Sebelumnya hanya sepanjang 50 meter, ditambah menjadi 250 meter,” kata Meri.


Titik normalisasi menurut Meri dilakukan di Kelurahan Bujel Gang II, Kecamatan Mojoroto. Dia mengamini jika sedimen di titik tersebut terlalu tebal. Normalisasi yang dimulai sejak dua minggu lalu itu juga menindaklanjuti usulan pemerhati lingkungan yang sebelumnya membersihkan sampah di Kali Kedak.

Hingga kemarin siang, ada satu unit ekskavator yang mengeruk sedimen di Kali Kedak Kelurahan Bujel. Sedikit demi sedikit alat berat itu mengeruk tanah yang tingginya hampir sejajar dengan daratan tersebut.

Lebih jauh Meri menjelaskan, pengerukan sedimen tidak hanya bertujuan untuk menormalisasi sungai. Melainkan juga meningkatkan daya tampung sungai yang tiap musim hujan mendapat limpahan air dari Lereng Wilis.

“Dengan daya tampung yang kembali normal, potensi banjir saat musim hujan bisa dicegah,” papar Meri. Senada dengan Meri, pemerhati lingkungan Endang Pertiwi mengatakan, Kali Kedak rawan meluap saat mendapat limpahan air dari hulu.

Hal tersebut terjadi karena air bah dari gunung turut membawa material batu dan tanah. Sehingga, terbentuk sedimen di aliran sungai tengah kota tersebut. Belum lagi tumpukan sampah juga menyumbang pendangkalan di aliran sungai.

“Kalau tidak dinormalisasi, arus air bisa merusak plengseng yang kiri. Karena airnya akan menuju ke situ semua. Itu kalau airnya kecil. Kalau air bah, pasti nanti naik airnya karena gundukan yang dinormalisasi itu sangat tinggi,” tuturnya saat dihubungi koran ini melalui telepon.

Post a Comment

berkomentarlah yang sesuai artikel diatas dan jangan berkomentar yang mengandung spam dan pornografi

Previous Post Next Post